Katumbiri di Mayang Sunda dalam Rangka Milangkala Ke-6 PSMS

DISKOMINFO – PPID

BANDUNG – wartaekspres.com – Hujan deras kembali membasahi Kota Bandung pada Senin (31 Oktober 2018) malam, namun tidak membuat antusias penonton dan tamu undangan perayaan Milangkala (ulang tahun) ke-6 UPT Padepokan Seni Mayang Sunda (PSMS) yang berlangsung di Jalan Peta 209, Bandung menjadi surut. Tema Ulang Tahun PSMS ke 6 yaitu Katumbiri di Mayang Sunda (Pelangi di Mayang Sunda).

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Dra. Dewi Kaniasari, MA yang mewakili Walikota Bandung, menyambut baik semangat proyek perubahan untuk optimalisasi fungsi Gedung Padepokan Seni  dalam rangka pelestarian Seni Tradisional di Kota Bandung.

Ia pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia yang telah mempersiapkan acara yang telah dimulai dengan berbagai perlombaan, yakni Jaipong Tunggal 1-3 dan 4-6, Mewarnai, Rineka Seni, Musik Kolaborasi Etnik dan Senam Kreasi sejak tanggal 30 Oktober 2018.

Dalam sambutannya, Kepala Unit Pelaksana Teknis PSMS, Drs. H. Yuyus Rusyana, M.MPd, mengemukakan, kegiatan Milad ini sepenuhnya dilaksanakan secara swadaya oleh Samada yaitu Sawala Mayang Sunda yang merupakan tempat berhimpunnya seluruh komunitas yang ada di Mayang Sunda.

Yaitu Lamda Art Production pimpinan Lala M. Dara, S.Sn, K282 Longser Bandung pimpinan Deden Bejo+Imam Hikmat, Pencak Silat Simpay Budi Kencana pimpinan Umi Iim Komalawati, Pencak Silat Panglipur Al-Munawaroh pimpinan David, Seni Pernafasan Budi Bawana pimpinan Riyadi, Pencak Silat Budhi Kancana Pusat pimpinan Aep (Abah Aep), Pencak Silat Sunda Palean pimpinan Tedja Kiansantang, Longser Sawarna pimpinan Sumarjo, Sandiwara Sanggar Victa pimpinan Yayat, Boxer Tarung Drajat pimpinan Yayan, TKI (Tukang Kendang Independen) pimpinan Asep Geblay, Sanggar Tari Allegra pimpinan Amelia Nuralita, Seni Tari Sambada Pasundan 9 pimpinan Dustam, S.Sn, Audiomotif pimpinan Babah Iwan Lonceng, Tari Mayang Sunda pimpinan Sari, Karisma, Pasundan 2 pimpinan Kharismiati,TS.

Acara diisi dengan penampilan dari Lamda Art  asuhan Lala M. Dara, Pencak Silat Panglipur Tarung Drajat/Boxer Simpay Budhi Kancana. Lalu penjelasan tentang fungsi Gedung PSMS oleh Bonie Nugraha. Dilanjutkan dengan pembagian hadiah Jaipong Tunggal 1-3 dan 4-6 dan Mewarnai, Rineka Seni, Musik Kolaborasi Etnik dan Senam Kreasi. Kemudian penampilan Sanggar Sembada Pasundan 9, Kaulinan Budak Lembur, Rampak Kendang dari Tukang Kendang Independen. (Edi.S)

 

Sumber : Warta Ekspres

Safari Ramadan : Solihin Ajak Muslim Kota Bandung Tunaikan Zakat

Diskominfo – PPID

 

Penjabat Sementara Wali Kota Bandung, Muhamad Solihin mengajak umat muslim menunaikan zakat sebagai bagian dari ketaatan menjalankan perintah agama. Selain menjadi kewajiban seorang muslim, zakat dapat membantu percepatan  pembanguan Kota Bandung.

 

“Di bulan Ramadan yang suci ini, mari tunaikan zakat yang menjadi salah satu  kewajiban kita sebagai  umat muslim,” ajak Solihin di Masjid  Abu Bakar Ash Shiddiq Komplek Cempaka Arum Kelurahan  Rancanumpang Kecamatan Gedebage Kota Bandung Rabu, (30/5/2018).

 

Solihin mengatakan, di bulan yang penuh berkah ini, kebaikan akan diberi ganjaran dua kali lipat. Namun umat Muslim juga harus mempertahankan konsistensi amal kebaikan setelah Ramadan.

 

“Bulan yang penuh berkah, segala ibadah akan diberikan pahala yang berlimpah. Setiap ibadah akan dilipatgandakan jika kita bisa menjaga keteguhan ibadah,” jelasnya.

 

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bandung mencatat, pada tahun 2017 lalu, perolehan zakat fitrah mengalami peningkatan yang signifikan hingga 19 persen bila dibandingkan 2016 lalu. Di tahun 2016 terkumpul zakat sebesar Rp41,64 miliar. Sedangkan di tahun 2017, zakat fitrah yang terkumpul sebesar Rp51,06 miliar.

 

Salah satu bukti zakat bisa membantu percepatan pembangunan yaitu penyerahan bantuan sebesar Rp 175 juta untuk 5 masjid di wilayah eks Gedebage. Solihin menyerahkan bantuan ini kepada Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq, Masjid  Baitul makmur kec Bandung kidul, Ponpes Marga Sari, Masjid Baitul Rahman, dan Masjid Al Ikhlas.

 

Sebelumnya, Pemkot Bandung juga telah menyalurkan dana bantuan sebesar Rp 185 juta untuk 6 masjid besar kecamatan dan 25 masjid kelurahan yang termasuk dalam Eks Wilayah Ujungberung. Setiap masjid besar menerima dana Rp 10 juta. Sedangkan masjid tingkat kelurahan masing-masing menerima Rp 5 juta.

 

Menurut Solihin, dana ini berasal dari zakat wajib para ASN Pemkot Bandung yang dipotong langsung dari penghasilan tetapnya.

 

“Tidak setiap harta yang dimiliki merupakan hak kita. Di dalam penghasilan tersebut ada hak orang lain yang lebih membutuhkan. Oleh karena itu, Pemkot Bandung memaksa zakat ditarik dari penghasilan,” jelas Solihin.

 

 

KABAG HUMAS SETDA KOTA BANDUNG

 

YAYAN A. BRILLYANA

Pemkot Bandung Pastikan Tepat Tangani Kemiskinan

Diskominfo – PPID

 

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung telah memiliki instrumen penanganan kemiskinan yang tersegmentasi. Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan (Dinsosnangkis) Kota Bandung telah membagi kategori warga miskin ke dalam empat desil atau batas.

 

Pada setiap desilnya memiliki cara penanganan yang berbeda-beda.

 

“Ada desil Sangat Miskin, Miskin, Rentan Miskin, dan Hampir Miskin. Tiap-tiap itu penanganannya beda-beda, tidak bisa disamakan,” ungkap Kepala Dinsosnangkis Kota Bandung, Tono Rusdiantono dalam Bandung Menjawab di Taman Sejarah Balai Kota Bandung, Kamis (24/5/2018).

 

Tono megungkapkan, desil Sangat Miskin berarti warga tersebut tidak memiliki kemampuan sama sekali untuk berdaya sendiri. Ia tidak memiliki kemampuan untuk berpenghasilan.

 

“Kategori ini solusinya adalah sumbangan. Karena dia sangat tidak mampu untuk berusaha,” imbuh Tono.

 

Sedangkan desil Miskin dinilai masih memiliki kemampuan untuk berusaha namun menghadapi berbagai keterbatasan.

 

“Kalau yang miskin, artinya masih punya kemampuan untuk berusaha. Kita berikan mereka kail. Jangan sampai pemerintah menjerumuskan warganya dengan membuat mereka menjadi malas. Itu yang bahaya,” tutur Tono.

 

Pada desil lainnya, ada beberapa program yang ditawarkan, mulai dari pelatihan kerja, penyaluran kerja, hingga bantuan modal usaha. Seluruh program tersebut diberikan dengan cuma-cuma dengan syarat yang relatif mudah.

 

“Hari ini, fokus seluruh program Pemkot Bandung pada penanggulangan kemiskinan. Warga hanya tinggal punya kemauan, kita sediakan semua fasilitasnya,” jelas Tono.

 

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Tono mengungkapkan, di Kota Bandung tercatat ada 172 orang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang berada di jalanan. Mereka tergolong pengemis dan anak jalanan yang kerap meresahkan masyarakat. Para PMKS tersebut sebagian besar merupakan pendatang dari luar Kota Bandung.

 

Tono mengakui, meskipun telah menertibkan, para PMKS seolah menjadi masalah yang tak kunjung usai. Hal itu karena mereka terus berdatangan dari luar daerah. Oleh karena itu, Dinsosnangkis mengimbau, kepada warga maupun wisatawan untuk tidak mendidik mereka terus menjadi pengemis.

 

“Saya memohon bantuan kepada masyarakat, khususnya wisatawan dan juga masyarakat Kota Bandung. Bantu Pemkot Bandung dengan tidak memberikan donasi kepada gelandangan pengemis yang ada di jalanan. Jangan memberikan sumbangan atau barang kepada mereka yang tidak mempunyai izin,” tegas Tono.

 

Kendati sempat ditentang karena dinilai kurang manusiawi, namun Tono yakin bahwa hal tersebut merupakan cara yang terbaik. Sebab jika para PMKS tersebut terus diberi sumbangan, mereka akan terus mengemis.

 

“Itu justru tidak menyelesaikan masalah,” ujarnya.

 

Kepada para PMKS itu, Dinsosnangkis terus memberikan pembinaan agar tidak lagi melakukan aktivitas mengemis di jalanan Kota Bandung. Selain karena secara sosial merupakan perilaku kurang beradab, aktivitas itu juga dapat mengganggu ketertiban dan kondusivitas.

 

“Kta terus berupaya mereka tidak kembali ke jalan. Kita lakukan pembinaan edukasi terkait masalah kepribadian dan usaha. Sehingga mereka bisa memperbaiki diri dan penghasilan untuk keluarganya,” ucap pria berkacamata itu.

 

 

KABAG HUMAS SETDA KOTA BANDUNG

 

YAYAN A. BRILLYANA

Tingkatkan Layanan, RSUD Kota Bandung Naik Kelas

Diskominfo – PPID

 

Salah satu upaya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung untuk meningkatkan performa manajemen dan pelayanan adalah dengan menaikkan kelas rumah sakit dari C menjadi B. Upaya panjang tersebut kemudian terwujud pada 7 Desember 2017 melalui surat yang dikeluarkan oleh Dinas Perizinan Satu Atap Provinsi Jawa Barat.

 

Kendati begitu menurut Direktur RSUD Kota Bandung, Exsenvenny Lalopua, pelayanan kelas B belum bisa diimplementasikan sepenuhnya karena harus mendapat persetujuan  dari BPJS Kesehatan. Berdasarkan regulasi, BPJS harus melakukan visitasi dan verifikasi terhadap layanan rumah sakit.

 

“Pasien yang dilayani di RSUD Kota Bandung ini 85% adalah peserta BPJS. Maka kita belum bisa memberikan layanan kelas B ini jika belum mendapat verifikasi dari BPJS. Sementara itu, Perjanjian Kerja Sama (PKS) kita dengan BPJS tidak bisa langsung diubah. Kita baru selesai adendum bulan April ini,” jelas wanita yang karib disapa Venny kepada Humas Kota Bandung, Senin (16/4/2018).

 

Kabar baiknya, lanjut Venny, layanan kelas B itu sudah bisa diberlakukan kepada pasien mulai bulan April 2018. Dengan begitu, rumah sakit sudah bisa melayani pasien-pasien BPJS Kesehatan kelas B dengan besaran tarif 10-20% lebih tinggi daripada kelas C.

 

“Pasien-pasien kelas C tetap terlayani. Tetapi dengan kelas B ini, ada lebih banyak layanan yang bisa dilakukan kepada pasien. Fasilitas-fasilitas kami seperti CT-Scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan lain-lain sudah bisa kita layani dengan BPJS, kita juga tidak perlu memberikan rujukan ke rumah sakit kelas B kepada pasien, sudah bisa kita layani sendiri,” katanya.

 

Dengan jumlah layanan yang lebih banyak, maka Venny berharap, bisa mengeskalasi pendapatan rumah sakit untuk pelayanan yang lebih baik. Pendapatan itu akan digunakannya untuk meningkatkan kualitas alat kesehatan, membayar gaji para tenaga kesehatan, dan peningkatan kapasitas pegawai.

 

“Karena rumah sakit itu orientasinya memang bukan profit. Kami tidak mencari keuntungan. Semua pendapatan yang kita peroleh akan kita kembalikan dalam bentuk peningkatan mutu layanan,” tegas Venny.

 

Salah satu yang menjadi sorotan publik adalah gaji para tenaga kesehatan yang besarannya ditentukan oleh kemampuan rumah sakit. Saat ini, RSUD yang berada di kawasan Ujungberung ini memiliki 479 pegawai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Non-PNS yang gajinya serta jasa pelayanannya dibayar dari pendapatan rumah sakit.

 

“Hal itu sangat kita perhatikan pula. Oleh karena itu sejak lama kami mengajukan agar rumah sakit ini dinaikkan menjadi kelas B salah satunya untuk itu, agar kita bisa memenuhi segala kebutuhan operasional rumah sakit. Tapi segalanya butuh proses, kami sedang berusaha,” tuturnya.

 

Demikian pula halnya dengan premi BPJS Ketenagakerjaan yang juga menjadi aspirasi para tenaga kesehatan kepada manajemen rumah sakit. Venny menjelaskan, pihaknya sedang mengkaji tentang pemenuhan permintaan karyawannya itu.

 

“Kita sedang berhitung dulu dengan kondisi saat ini,” ujarnya.

 

Namun ia optimis, kondisi ini akan segera membaik setelah operasional rumah sakit kelas B bisa diberlakukan. Jika bulan ini bisa efektif, maka BPJS bisa membayarkan klaim layanannya pada Juni 2018 setelah melalui serangkaian proses verifikasi.

 

“Tapi yang terpenting tiga pilar rumah sakit, yaitu pelayanan, pendidikan, dan penelitian itu tidak terganggu. Kami tetap berusaha mengoptimalkan semuanya,” ucapnya.

 

 

KABAG HUMAS SETDA KOTA BANDUNG

 

YAYAN A. BRILLYANA

Sasar Hotel, Satgas Makin Gencar Sosialisasikan Kawasan Tanpa Rokok

Diskominfo – PPID

 

Pada maret lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung telah melepas 34 Anggota Satuan Tugas (Satgas) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) untuk memantau hotel, sekolah, restoran dan gedung kantor milik pemerintahan. Hal itu sesuai dengan Perwal Nomor 315 Tahun 2017 tentang Kawasan Tanpa Rokok.

 

Satgas KTR memiliki 7 tim yang bertugas di beberapa tempat yang banyak dijumpai perokok.

 

Untuk itu juga, Dinas Kesehatan Kota Bandung melalui Tim II Satgas Kawasan Tanpa Rokok (KTR) terus menyosialisasikan dan pembinaan dengan menempel stiker. Kali ini digelar di Hotel Jayakarta Dago, Kota Bandung, Senin (16/4/2018).

 

Menurut Ketua Tim II satgas KTR, Endang Efendi, tim yang dipimpinnya sudah memasuki sosialisasi tahap 2 sejak diresmikan. Meski baru pertama kali dilaksanakan respon dari pengelola tempat sangat baik dan mendukung program Pemkot Bandung tersebut.

 

“Alhamdullilah kita sudah jalan ke tahap 2 sosialisasi mengenai KTR ini. Tidak ada kendala yang berarti sampai saat ini. Respon dari owner hotel maupun tempat lainnya sangat mendukung saat kami terapkan sistim KTR di lobby hotel,” ujarnya di sela-sela sosialisasi di hotel Jayakarta, Kota Bandung.

 

Ke depannya, Pemkot Bandung akan membuat Peraturan Daerah (Perda) yang membahas mengenai KTR dan sangsi yang diberikan kepada pelanggar.

 

“Sementara ini masih ada Perwal yang membahas KTR dan tidak ada sanksi tertentu. Tetapi, ke depannya akan ada Perda dan akan ada sanksi bagi si pelanggar,” tutur pria yang sehari-hari berdinas di Satuan Polisi Pamong Praja tersebut.

 

Memasuki tahap 2, Enjang merasa sudah terlihat efek positif dari program KTR. Salah satunya, di beberapa tempat, seperti kantor kecamatan yang dulunya sering terlihat puntung rokok, kini mulai menghilang.

 

“Sampai saat ini kami lihat efeknya positif.  Sebelumnya, setiap kami ke kantor kecamatan, ada saja puntung rokok yang dibuang semabarangan. Namun, sekarang mereka merokok di tempat yang sudah disediakan,” katanya.

 

Bagai dayung bersambut, program KTR direspon antusias oleh Manajemen Hotel Jayakarta. Melalui Manajer HRD Hotel Jayakarta, Oyib Ferdiansyah menyatakan, sangat mendukung dengan adanya KTR di hotel tempatnya bekerja.

 

“Saya sangat mendukung dengan program ini. Di sini ada tempat untuk merokok dan ada juga tempat yang dilarang untuk merokok seperti lobby dan tempat yang tertutup lainnya,” katanya sesuai menerima Tim II Satgas KTR Kota Bandung.

 

Program ini, lanjutnya,  dapat mengedukasi masyarakat khususnya kepada tamu untuk bisa menghargai tamu lain yang tidak merokok.

 

“Selain demi kesehatan, program KTR tersebut bisa sebagai langkah toleransi sesama tamu. Jadi bagi mereka yang merokok bisa menghargai tamu lain yang tidak merokok, yang terkadang merasa terganggu,” tuturnya.

 

 

KABAG HUMAS SETDA KOTA BANDUNG

 

YAYAN AHMAD BRILLYANA

Lestarikan Sungai, Pemkot Bandung Terus Tanam Pohon Di Bantaran

Diskominfo – PPID

 

Untuk menciptakan Kota Bandung yang lebih hijau, bersih dan nyaman, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya menata berbagai bidang, salah satunya bidang lingkungan.

 

Bagian dari pembangunan bidang lingkungan, seluruh sungai yang melintas Kota Bandung ditanami pohon. Penanaman pohon tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya erosi, mengendalikan angkutan sedimen, mengendalikan sedimentasi dan pencegahan terjadinya kerusakan lingkungan. Berdasarkan catatan,  pada 2015 lalu, Kota Bandung terdapat sekitar 4 juta pohon.

 

Jika hal itu berjalan lancar maka lingkungan Kota Bandung, khususnya bantaran sungai Cikapundung menjadi lebih nyaman dan asri, bahkan bisa dikunjungi oleh wisatawan. Sebaai contoh, Cikapundung Riverspot di Jalan Ir Soekarno.

 

Kepala Bidang Pertamanan Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Pertanahan dan Pertamanan Kota Bandung (DPKP3), Iwan Sugiono, mengatakan, penanaman pohon di bantaran sungai menjadi salah satu program yang digagas oleh DKPP3. Dengan menanam pohon di bantaran sungai, menurutnya, mampu mencegah terjadinya erosi sehingga mampu melestarikan lingkungan lebih asri.

 

Program yang digulirkan oleh DPKP3 yaitu Gerakan Rehabilitasi Lahan (GRLK). Melalui program tersebut, lahan di Kota Bandung terus dirawat dan direhabilitasi.

 

“Program ini sebagai wujud bahwa Pemkot Bandung memperhatikan lahan tanah, khususnya untuk penghijaun maupun dalam hal rehabilitasinya. Kita selektif dalam memilih lahan yang akan ditanam pohon, jika bantaran sungai layak untuk ditaman, pasti kita lakukan penanaman,” katanya, Senin (16/4/2018).

 

Ditambahkan Iwan, untuk tipe pohon yang sesuai dengan kondisi dibantaran sungai seperti pohon karet, pohon bambu, pohon dadap, pohon cangkring dan pohon Beringin.

 

“Sebetulnya tanaman dan tanah itu harus disesuaikan. Karena bantaran sungai itu berdekatan dengan air, maka harus ditanam pohon yang akarnya bisa mengikat tanah. Seperti pohon karet bambu, dadap cangkring, termasuk juga caringin,” kata Iwan.

 

Menurutnya, dalam satu lokasi anak sungai, baiknya ditanam dengan jumlah pohon yang cukup. Satu titik lokasi menurut Iwan baiknya ditanam sekitar 20 pohon. Namun penanaman itu perlu menyesuaikan dengan kondisi sungai.

 

“Bagusnya sih 20 pohon itu ditanam, tapi kita lihat kondisi bantaran juga. Jika wajarnya 5 pohon ya kita tanam 5 pohon saja. Intinya harus sesuai dengan kondisi bantaran sungai,” jelasnya.

 

Ditambahkan Iwan, tedapat 30 titik anak sungai yang menjadi target penanaman pohon di bantaran sungai tersebut. Contohnya seperti anak sungai Cikapundung, yaitu sungai Citarip dan Cipamokolan.

 

“Untuk penanaman yang signifikan dibutuhkan kolaborasi antara dinas terkait dengan unsur kewilayahan, baik itu RW, Kelurahan maupun Kecamatan. Hal tersebut cukup penting karena memudahkan koordinasi untuk penanaman,” kata Iwan.

 

Dirinya berharap, seluruh stakeholder bergotong royong untuk gerakan menanam pohon di bantaran Sungai. Sikap aktif dan kesadaran masyarakat pun menjadi hal yang utama untuk menjaga  kebersihan lingkungan sungai.

 

“Kesadaran menjadi yang utama untuk menjaga keasrian lahan sungai, jangan sampai terjadi penyempitan lahan oleh bangunan yang menjadi salah satu sumber masalah,” kata Iwan.

 

 

KABAG HUMAS SETDA KOTA BANDUNG

 

YAYAN A. BRILLYANA

Solihin Optimis Kota Bandung Raih Juara Umum Mtq Ke-7 Kali Secara Beruntun

Diskominfo – PPID

 

Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-35 Tingkat Jawa Barat resmi dibuka oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan di Alun-alun Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (14/4/2018) malam. Sebelumnya, pada Sabtu pagi digelar pameran dan parade ta’aruf dari 27 kabupaten/kota dengan menampilkan ciri khasnya masing-masing.

 

Tidak terkecuali Kota Bandung, sebanyak 130 peserta ikut serta memeriahkan acara pembukaan MTQ yang dipimpin oleh Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan Kota Bandung, Tatang Muhtar.

 

Acara rutin 2 tahunan ini akan berlangsung dari tanggal 7-14 April yang dihadiri secara langsung Penjabat Sementara Wali Kota Bandung, Muhamad Solihin berserta Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Kota Bandung, Dadang Supriatna yang juga Pjs Sekretaris Daerah Kota Bandung sebagai dukungan secara langsung kepada kafilah Kota Bandung.

 

Sebagai juara bertahan, Penjabat Sementara Wali Kota Bandung, Muhamad Solihin optimis Kota Bandung akan kembali merebut juara umum MTQ tingkat Jawa Barat. Ungkapan tersebut bukan tanpa alasan. karena, persiapan yang dilaksanakan oleh Kota Bandung sudah matang.

 

“Alhamdullilah, ini akan selalu menjadi catatan tersendiri. Tahun ini kita kembali ikut berpartisipasi dalam acara MTQ ke-35. Sebagai juara bertahan, kita selalu optimis dengan kemampuan Kota Bandung. Apalagi persiapannya sudah kami matangkan sejak akhir Desember 2017,” ujarnya sesuai menghadiri pembukaan.

 

Kota Bandung mengirim 54 kafilah yang didampingi oleh 21 official dan 30 pembina. Dengan mengikuti 10 kategori lomba yang terdiri dari kategori Tilawah Quran, Murattal, Qira’ah Sab’ah, Tahfidz, Syarhil Quran, Fahmil Quran, Tafsir Quran, khat/kaligrafi, Makalah Ilmiah Alquran, dan Musabaqah Menulis Kandungan Alquran.

 

“Kota Bandung mengikuti seluruh kategori yang dilombakan. Ada 10 cabang dan 20 golongan lomba. Insy Allah dengan usaha yang kuat dibarengi doa, semuanya akan kita ikuti dengan hasil yang memuaskan,” tuturnya dengan semangat.

 

Ia berpesan kepada seluruh kafilah yang akan bertanding untuk selalu menjaga sportifitas dan selalu berdoa kepada Allah sebelum bertanding.

 

“Saya ingin berpesan kepada yang akan berlomba untuk selalu berusaha dan berdoa. Karena, doa itu sangatlah penting. Untuk selanjutnya, mengenai hasil, biarkan Allah yang memberikan hasil terbaik bagi kita berdasarkan usaha dan doa yang kita panjatkan,” ujarnya.

 

 

KABAG HUMAS SETDA KOTA BANDUNG

 

YAYAN A. BRILLYANA

Kafilah Kota Bandung Bertekad Pertahankan Predikat Juara Umum MTQ

Diskominfo – PPID

 

Kafilah Kota Bandung untuk Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-35 tingkat Provinsi Jawa Barat bertekad menyabet kembali trofi juara umum. Tak tanggung-tanggung, Kota Bandung mengirimkan 54 kafilah yang didampingi oleh 21 orang official dan 30 orang pembina.

 

Hal itu diungkapkan Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan Tatang Muchtar kepada Humas Kota Bandung, Jumat (13/4/2018). Ia menjelaskan, kalifah Kota Bandung telah dipersiapkan secara optimal untuk menyongsong ajang ini.

 

Tatang menjelaskan, rombongan kafilah diberangkatkan dari Kantor Kementerian Agama Kota Bandung pada Kamis, 12 April 2018 pukul 20.00 WIB menuju Kabupaten Sukabumi sebagai lokasi penyelenggaraan MTQ tahun ini. Sebelumnya para kalifah telah dilepas oleh Penjabat Sementara (Pjs.) Wali Kota Bandung Muhamad Solihin sekaligus Penutupan Pembinaan di Hotel Lingga pada 2 April 2018 lalu. Acara dua tahunan itu akan dilaksanakan pada tanggal 14-20 April 2018.

 

Tahun ini Kota Bandung mengikuti 10 kategori lomba yang terdiri dari kategori Tilawah Quran, Murattal, Qira’ah Sab’ah, Tahfidz, Syarhil Quran, Fahmil Quran, Tafsir Quran, khat/kaligrafi, Makalah Ilmiah Alquran, dan Musabaqah Menulis Kandungan Alquran.

 

“Kita ikuti seluruh kategori yang dilombakan. Ada 10 cabang dan 20 golongan lomba,” tutur Tatang.

 

Ia membeberkan serangkaian persiapan yang telah dilakukan oleh Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kota Bandung untuk mempertahankan juara umum yang selalu diraih Kota Bandung selama enam kali berturut-turut. Menurutnya, salah satu kunci keberhasilan itu terletak pada pembinaan yang optimal.

 

“Kita membina selama tiga tahap. Pada tiap-tiap tahap para kafilah dikarantina selama sepekan dan dibina oleh para mentor MTQ yang memiliki kulifikasi Pembina di tingkat  provinsi maupun tingkat nasional,” ujarnya.

 

Pembinaan tahap pertama dilakukan pada akhir Desember 2017. Sementara tahap kedua dan ketiga dilakukan pada Maret dan April 2018 secara intensif.

 

“Ini salah satu komitmen kita, khususnya dari Pemerintah Kota Bandung untuk membimbing para kafilah. Agenda besarnya kita ingin mencetak generasi qurani di masa depan, insya Allah,” tutur Tatang.

 

Selain mengoptimalkan proses pembinaan, LPTQ Kota Bandung juga mengetatkan proses penjaringan kafilah. Mereka diseleksi melalui MTQ tingkat Kota Bandung yang diperlombakan antar kecamatan.

 

“Kita ambil yang terbaik dari tiap kecamatan untuk dibina lebih lanjut,” imbuhnya.

 

Serangkaian proses itulah yang membuatnya yakin bisa kembali membawa piala Juara Umum MTQ ke Kota Bandung.

 

“Kalau dilihat dari materi, kita upayakan tidak ada mata lomba yang kosong, juga dengan berbagai persiapan yang kita lakukan, insya Allah kita bisa menjadi juara lagi,” tuturnya.

 

KABAG HUMAS SETDA KOTA BANDUNG

 

YAYAN A. BRILLYANA

Merawat Stilasi, Menjaga Semangat Bandung Lautan Api

Diskominfo – PPID

 

Peristiwa Bandung Lautan Api pada 24 Maret 1946 telah menjadi  momen penting bagi rakyat Bandung mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Saat itu, warga Bandung memilih membakar rumahnya dibandingkan dijadikan markas militer sekutu.

 

Pengorbanan saat itu menunjukan warga Bandung rela berbuat apa pun demi bangsa dan tanah airnya.

 

Untuk memperingati Jejak-jejak peristiwa Bandung Lautan Api yang bersejarah tersebut, dibuatlah 10 stilasi. Pembuatan stilasi itu diinisiasi oleh Bandung Heritage yang bekerja sama dengan sejumlah pihak pada 1997. Tak hanya persitiwa Bandung Lautan Api, stilasi tersebut juga menunjukan tempat-tempat yang berkaitan dengan perjuangan merebut kemerdekaan.

 

Stilasi-stilasi tersebut di antaranya penanda tempat pertama kalinya pembacaan teks proklamasi oleh rakyat Bandung, lokasi persitiwa perobekan bendera Belanda maupun markas para pejuang Bandung Lautan Api.

 

Menjelang peringatan Bandung Lautan Api, Humas Setda Kota Bandung mencoba menelusuri 10 stilasi tersebut. Saat ini, kondisinya terawat dengan baik. Ornamen-ornamen yang ada di sejumlah staliasi juga terlihat bersih.

 

Dari 10 stilasi, hanya satu stilasi yang dirusak oleh tangan-tangan jahil yang merusak. Tepatnya di persimpangan jalan Lengkong Kecil dan Lengkong Dalam. Di stilasi ini, ada ornamen yang hilang.

 

Salah satu stilasi yang terawat dengan baik yaitu yang berada di SD ASMI. Menurut Keamanan Sekolah SD ASMI, Yaya Sunarya (54), tugu Bandung Lautan Api masih terawat dan tidak banyak tangan tangan jail yang ingin merusak tugu tersebut.

 

“Tugu di sini selalu terjaga, apalagi masuk di lingkungan sekolah pasti tugu ini di jaga baik baik oleh semua warga sekolah khususnya,” kata Yaya ditemuinya di SD ASMI, Senin (19/3/2018).

 

Kondisi serupa juga bisa dijumpai di Jalan Jembatan baru yang merupakan salah satu garis pertahanan pejuang saat terjadi pertempuran Lengkong. Menurut salah warga sekitar, Iman (38) menuturkan tugu Bandung lautan api memang dijaga dengan baik. Hal itu karena warga juga menjagannya bersama-sama.

 

“Di sini kita jaga bersama-sama. Kita sama-sama tahu kalau itu (penanda, red) salah satu titik bersejarah,” katanya.

 

Berikut 10 stilasi Bandung Lautan Api:

 

Stilasi 1 berada di kawasan Dago, tepatnya Jalan Ir H. Juanda – Sultan Agung. Stilasi berada di depan gedung bekas kantor berita Jepang, Domei yang sudah ada sejak tahun 1937. Menurut catatan sejarah, di kantor berita inilah untuk pertama kalinya teks proklamasi dibaca oleh rakyat Bandung. Kali ini bangunan tersebut sebagai Kantor Bank BTPN.

 

Beralih ke Jalan Braga, di daerah itu stilasi 2 berada. Tepatnya persimpangan Jalan Braga dan Jalan Naripan terletak gedung Bank Jabar yang dahulu bernama Gedung Denis. Di gedung ini, pada Oktober 1945, pejuang Bandung Moeljono dan E. Karmas merobek bendera Belanda.

 

Lanjut, dari Jalan Braga menuju Jalan Asia Afrika. Di jalan ini tepatnya di Gedung Asuransi Jiwasraya yang merupakan stilasi ke 3 bisa ditemukan. Dahulu, gedung ini digunakan sebagai markas resimen 8 yang dibangun pada tahun 1922.

 

Stilasi 4 berada di sebuah rumah yang terletak di Jalan Simpang. Di tempat inilah dilakukan perumusan serta diambilnya keputusan pembumihangusan kota Bandung. Perintah untuk meninggalkan kota Bandung pun dikomandoi dari rumah ini. Rumah tersebut kini dijadikan tempat tinggal dan masih dalam bentuk aslinya.

 

Tidak cukup jauh menuju stilasi 5 yang berada di Jalan Oto Iskandardinata – Jalan Kautamaan Istri tepat kali ini depan SD Dewi Sartika. Di dari stilasi 5 menuju ke – 6 tidak jauh, letaknya pas di Jalan Ciguriang sebelah pusat perbelanjaan Yogya Karapitan.  Stilasi 6 terletak dalam sebuah rumah yang juga markas komando Divisi III Siliwangi pimpinan kol. A.H. Nasution.

 

Untuk mencapai stilasi 7 cukup jauh, dari Jalan Dewi Sartika menuju Lengkong sekitar 1,5 kilometer. Di persimpangan Jalan Lengkong Tengah dan Jalan Lengkong Dalam tepatnya belakang kampus Unpas, di sanalah stilasi 7 berdiri. Tempat ini merupakan tempat tinggal indo Belanda.

 

Lanjut stilasi ke 8 berada di Jalan Jembatan baru yang merupakan salah satu garis pertahanan pejuang saat terjadi pertempuran Lengkong.

 

Selepas dari Jalan Jembatan baru, kembali melewati jalan untuk menuju stilasi 9. Stilasi ini berada di SD ASMI, tepat Jalan Asmi. Bangunan utama gedung tidak banyak mengalami perubahan. Tempat ini digunakan sebagai markas pemuda pejuang, PESINDO dan BBRI sebelum terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api.

 

Dari Jalan Asmi menuju Jalan M. Toha sebagai jalur utama pengungsian. Stilasi 10 berada di depan sebuah gereja yang terletak di jalan ini. Gereja yang bernama Gloria, dahulunya merupakan gedung pemancar NIROM yang digunakan untuk menyebarluaskan proklamsi kemerdekaan ke seluruh Indonesia dan dunia. Di seberang stilasi inilah, di Taman Tegallega, sebuah tugu kokoh bernama tugu Bandung Lautan Api berdiri.

 

 

KABAG HUMAS SETDA KOTA BANDUNG

 

YAYAN A. BRILLYANA

Kabar Gembira Untuk Pelaku Umkm: Pemkot Bandung Bagikan 1000 Domain Gratis

Diskominfo – PPID

 

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mendukung program “1 Juta Domain” yang diluncurkan oleh pemerintah pusat. Salah satu bentuk dukungannya, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung memfasilitasi pemberian bantuan 1000 domain website atau situs gratis untuk para pengusaha mikro kecil dan menengah di Gedung Serba Guna Balai Kota Bandung, Senin (19/3/2018).

 

Kepala Diskominfo Kota Bandung, Ahyani Raksanagara menjelaskan, pemberian domain ini merupakan upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan bisnis para pengusaha di Kota Bandung. Menurutnya, di era digital ini website menjadi penunjang yang cukup penting untuk mendongkrak penjualan.

 

“Ini adalah bentuk dukungan terhadap program nasional 1 Juta Domain Kementerian Kominfo. Harapannya, dengan difasilitasinya domain ini selama satu tahun jangkauan usahanya bisa lebih luas, bisnisnya lebih tumbuh dan berkembang, juga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” tutur Ahyani.

 

Melalui bantuan ini, warga bisa mendapatkan domain untuk website usaha mereka dengan gratis. Biasanya, untuk mendaftarkan sebuah domain, orang harus membayar Rp 200.000-Rp200 juta, tergantung pada jenis domain yang diinginkan.

 

Untuk mendapatkannya, warga hanya perlu mendaftarkan diri dan usahanya melalui formulir yang telah disediakan, mengunggah foto Kartu Tanda Penduduk, dan mengunggah foto produk yang dipasarkan. Formulir dapat diakses secara online atau dalam jaringan (daring) melalui tautan yang sudah disediakan. Sementara itu, Diskominfo juga menyediakan formulir secara ofline atau luar jaringan (luring) selama kegiatan ini berlangsung.

 

Ahyani menuturkan, persyaratan tersebut penting untuk menjaga keberlanjutan website yang telah didaftarkan. Foto KTP untuk memastikan agar yang mendapatkan hak tersebut adalah warga Kota Bandung. Sementara itu, foto produk dan formulir diperlukan untuk memastikan agar bantuan itu diberikan kepada yang benar-benar melakukan kegiatan ekonomi.

 

“Agar nanti jangan sampai pas sudah dibuatkan domain, sebulan dua bulan bisnisnya sudah tidak ada lagi, atau websitenya mati, dan sebagainya. Makanya nanti akan kita lanjutkan dengan pembinaan secara terus-menerus selama setahun, setelah itu diharapkan mereka sudah bisa mandiri,” ucap Ahyani.

 

Ia mengatakan, pembinaan dilakukan salah satunya melalui grup obrolan di media sosial. “Di grup tersebut, siapapun bisa berdiskusi, mengajukan pertanyaan kalau ada kendala di bisnis atau situsnya,  bisa saling berbagi pengalaman juga,” imbuhnya.

 

Perempuan yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung itu menambahkan, program ini mendapat sambutan yang cukup positif. Baru sehari informasi itu disebarkan, sudah ada 250 orang pendaftar melalui daring. Sementara itu, pendaftar luring mencapai 330 orang dalam satu hari.

 

“Kita masih membuka pendaftaran sampai kuota 1000 itu terpenuhi. Jadi batasnya bukan waktu, tapi kuota,” jelas Ahyani.

 

Ia berharap, program ini bisa membantu para pelaku usaha mikro kecil menengah agar mampu bersaing di pasar nasional, bahkan internasional.

“Bagi pelaku usaha, saya berharap bisa memanfaatkan ini sebagai pendorong untuk mengembangkan usaha, dan menjaga kepercayaan. Jangan digunakan untuk hal-hal negatif, dibuka sebentar tokonya nggak aktif,” pesannya.

 

 

KABAG HUMAS SETDA KOTA BANDUNG

 

YAYAN A.BRILLYANA